ANTARA/Ogen) Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menutup aktivitas Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah selama dua pekan. Penutupan dilakukan menindaklanjuti imbauan Presiden RI Joko Widodo dan Wali Kota Tanjungpinang Syahrul terkait pencegahan penyebaran COVID-19.
MuseumSultan Sulaiman Badrul Alamsyah ditujukan sebagai pusat studi wisata budaya, pelestarian, dan upaya menjadikan masyarakat lebih menghayati nilai luhur kebudayaan. MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN -Kutipan pernyataan Putu Supadma Rudana (Ketua Umum AMI), dihadapan Para Ibu Negara serangkaian Spouse Program KTT ASEAN, 18 November 2011-
KomandanBatalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) Tanjungpinang IV Letkol Mar Kemal Mahdar, S.H., M.Tr.Opsla., turut meramaikan pameran Temporer Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang berada di Jl. Ketapang No.2, Kemboja, Tanjungpinang Barat, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Rabu (24/11/2021).
TANJUNGPINANG- Dalam Rangka penyelenggaraan BOP museum dan untuk lebih meningkatkan pengenalan akan keberadaan museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Dinas Kebudayaan dan. Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang mengelar berbagai macam jenis lomba untuk masyarakat Kota Tanjungpinang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang melalui Kepala Museum, Ivan Kurniawan
Friday 23 Rabiul Awwal 1443 / 29 October 2021. Menu. HOME; NEWS Politik; Hukum; Pendidikan; Umum; News Analysis
Pada31 Januari 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Tanjungpinang, Museum Kota Tanjungpinang diresmikan oleh Wali Kota Tanjungpinang Dra. Hj. Suryatati A.Manan dengan nama museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah kota Tanjungpinang, hingga saat ini. "Museum ini buka Selasa - Minggu, pukul 09.00 -14.00 Wib pelayanannnya.
exhibitingin Tanjungpinang City Museum of Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA). Its relevance is a museum featuring the themes of urban development and the role of a multicultural society in the context of the past and the present. This research is a descriptive qualitative research design through steps of collecting,
Selainmuseum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, kata dia, sebanyak 98 museum se- Indonesia seperti Museum Nasional, Museum Kebangkitan, dan Museum Perkebunan turut melakukan penutupan sementara. Selama penutupan, lanjutnya, akan dilakukan sterilisasi pada segala fasilitas dan area museum guna pencegahan penularan pandemi COVID-19.
hNeOU8c.
Pengantar Komentar Galeri Foto PELABUHAN PUNGGUR, BATAM Langit biru, laut bening emerald, dan ombak yang berlari-lari. Perjalanan dari Batam menuju Tanjungpinang dengan feri, icip-icip rasa Indonesia negara kepulauan. Satu jam saja aku sudah tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura. Di dekat pintu keluar-masuk pelabuhan disambut pantun, Sayang pematang sudah tergenangPadi ditanam bersusun-susun Selamat datang di TanjungpinangKota gurindam negeri pantun Yup! Tanjungpinang ibukota Provinsi Kepulauan Riau mengukuhkan dirinya sebagai Kota Gurindam Negeri Pantun. Tak heran jika ditemukan pantun dan Gurindam Dua Belas di merata tempat. MUSEUM SULTAN SULAIMAN BADRUL ALAMSYAH Museum Tanjungpinang memiliki nama unik Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Siapakah Sultan Sulaiman. Well...tergantung. Di negeri kita Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dikenal sebagai Sultan Kerajaan Melayu Riau yang pertama. Naik tahta pada tahun 1722 dengan wilayah kekuasaan mencakup Johor, Riau, Pahang, dan Lingga. Sedangkan di pihak negeri jiran Beliau adalah Sultan Johor ke-13. Sejarah memang tergantung kepada siapa yang menulis dan dia berdiri dimana. Museum di Jalan Ketapang dulunya adalah SD 01. Lebih dahulu lagi adalah bangunan Hollandsch-Inlandsche School HIS atau Sekolah Bumiputera Belanda. Setakat ini seluruh koleksi museum dikategorikan kedalam enam galeri yaitu Tanjungpinang Kota Bermula, Khazanah Arsip Photo Sejarah, Ragam Keramik, Galeri Malaka, Keragaman Budaya, Alam Perkawinan Melayu. BREST VAN KEMPEN Foto seorang pria menatap sendu di Galeri Arsip aku baca namanya Carel Pieter Brest van Kempen. Brest van Kempen..Brest van Kempen...nama ini jelas ring a bell tapi siapa gerangan orang ini. Tidak pernah aku melihat wajahnya meski tidak tampaknya asing. Label Resident Resident Riouw di Tanjungpinang, 1854-1855 tidak banyak membantu. Terungkap beberapa waku kemudian jika Brest van Kempen 1815-1865 adalah tokoh yang disebut dalam Max Havelaar karya Multatuli sebagai Slijmering. Selama berkarier di Hindia Belanda Brest van Kempen pernah menduduki jabatan residen Riouw 1854, Bantam Banten, 1855, dan Djokjakarta 1857. Semasa menjabat asisten Banten, dia adalah atasan asisten residen Lebak bernama Douwes Dekker Multatuli. LAMBANG KOTA Lambang kota di Jalan Merdeka terlihat gambar sehelai sirih dan keris di tengah. Bentuknya menyerupai cogan kerajaan yang disebut Sirih Besar. Cogan adalah salah satu regalia yang digunakan untuk penabalan sultan. Dengan kata lain simbol legitimasi sultan yang berkuasa atas Johor, Riau, Lingga, dan Pahang. Larik pertama sampiran pantun dikutip dari Senarai Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau Unri Press, 2000 menyiratkan pentingnya peranan cogan. Raja berjalan didahului cogan / Cogan berasal dari Kelantan / Sirih pembuka sudah dimakan / Apa gerangan hajat kedatangan Cogan asli terbuat dari emas dan perak, bertahtakan batu rubin berwarna merah darah. Pada 13 Oktober 1822 Gubernur Belanda merampas cogan dari Engku Putri Raja Hamidah di Penyengat. Sekarang disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Replika cogan dipamerkan di Museum Sulaiman Badrul Alamsyah lengkap dengan inskripsi dalam bahasa Melayu dengan aksara Arab-Melayu. Berbunyi, Hu Hu Bismaillah al-rahman al-rahim bahwa inilah raja yang keturunan dari Bukit Siguntang asalnya daripada Baginda Sri Sultan Iskandar Zulkarnain, ialah Raja yang adil lagi berdaulat yang mempunyai tahta kerajaan serta kebesaran dan kemuliaan kepada segala negeri yang di dalam daerah tanah Melayu dengan kurnia Tuhan Rabbu’ arsil’azim atasnya... GEDUNG DAERAH Gedung Daerah berseberangan dengan pantai dibangun pada tahun 1822 sebagai kediaman resmi Residen Riouw. Residen yang pernah menempati gedung ini diantaranya Elisa Netscher 1861-1870, seorang scholar Melayu dan sahabat Raja Ali Haji. Sebelum menjabat sebagai residen, Netscher pernah mengunjungi Riau pada tahun 1849, 1856, 1857. Pertemuan dengan Raja Ali Haji mengantar Netscher menerjemahkan Gurindam Dua Belas kedalam bahasa Belanda. Terbit di Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde Jurmal Linguistik, Antropologi, dan Sejarah Hindia Belanda dengan judul De Twaalf Spreukgedichten. Een Maleisch gedicht door Radja Ali Hadji van Riouw, uitgegeven en van de vertaling en aanteekeningen voorzien Gurindam Dua Belas Sajak Melayu oleh Raja Ali Haji dari Riau, diterbitkan dan dilengkapi terjemahan serta catatan. Jurnal dikelola oleh Bataviaasch Genootschap selengkapnya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen; dengan tambahan 'Koninklijk' Royal di depan sejak 1910 sehingga disebut juga Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap TBG artinya jurnal Perhimpunan Batavia. Mengingat ketenarannya maka tentu saja aku mengira akan menemukan Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji diangkat dengan penuh kemegahan di museum. Atau aku yang kurang teliti mencari. MONUMEN RAJA HAJI FISABILILLAH Sekilas terlihat sama tapi Raja Ali Haji 1808-1873 pengarang Gurindam Dua Belas adalah orang yang berbeda dengan Raja Haji Fisabilillah 1725-1784. Patung dada di bawah pohon ketapang halaman museum adalah Raja Haji Fisabillah. Tadinya aku mengira patung dada Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah 1722-1760 mengingat nama museum. Monumen Raja Haji Fisabilillah atau selengkapnya Monumen Perjuangan Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabillah terletak tak jauh dari Melayu Square. Beberapa pujasera dapat dijumpai di Tanjungpinang. Kota ini memang cukup mengasyikkan untuk wisata kuliner. Setidaknya coba deh lontong goreng fried carrot cake yang pernah diperkenalkan William Wongso. Penduduk lokal menyebutnya chai-tao-kwey, aslinya adalah menu dimsum. Sedangkan untuk kudapan jajal donat senggarang yang terbuat dari keladi. Enak tenan rek! Langsung aku lahap tiga sekaligus. Pokoknya donat paling enak yang pernah kumakan selama ini. Pengalamanku saat makan di kopitiam padahal lagi pengen banget teh panas, manis, kental a la Pak Ageng juragannya Mister Rigen. Mantap aku pesan teh obeng. Busyet, ternyata es teh D PULAU PENYENGAT DI KEJAUHAN Masjid Raya Sultan Riau bewarna kuning gading berada di Pulau Penyengat negeri kelahiran sekaligus tempat dimakamkannya Raja Ali Haji 1808-1873. Di sinilah Raja Ali Haji menggoreskan Gurindam Dua Belas pada tahun 1263 Hijriah, Selasa, tanggal 23 Rajab 6 Juli 1847 Masehi. Karya yang mengukuhkan Tanjungpinang sebagai Kota Gurindam Negeri Pantun. Membaca Gurindam Dua Belas sekali lagi, dua larik kembali menarik perhatianku. Barang siapa mengenal diri / Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri. Tiga makna 'bahari' menurut KBBI adalah dahulu kala, bertuah; indah, elok sekali; mengenai laut. Aku memilih konteks 'Tuhan yang indah' karena percaya bahwa ketika manusia mengenal keelokan dirinya maka dia akan dapat merasakan keindahan Khaliknya. Namun bagaimana manusia dapat menjadikan dirinya indah. Ah, bukankah manusia sudah dicipta indah. Kita hanya perlu menjaga agar keindahan itu jangan terluka oleh cela. Jika bertanya tentang cara agar keindahan manusia dapat terjaga maka Raja Ali Haji sudah memberi kita jawab satu setengah abad silam. Apabila terpelihara mata / Sedikitlah cita-cita Apabila terpelihara kuping / Khabar yang jahat tiadalah damping Apabila terpelihara lidah / Niscaya dapat daripadanya faedah... Jagalah mata, telinga, lidah, tangan, perut, anggota tengah, kaki, terlebih-lebih hati. Sebab, Hati itu kerajaan di dalam tubuh / Jika zalim segala anggota pun rubuh. Itukah sebabnya jalan kepada Tuhan konon bermula dari hati. TUGU PENSIL Museum, Jalan Merdeka, kantor pos, pelabuhan, Gedung Daerah, Monumen Raja Haji Fisabilillah. Destinasi terakhir Tugu Pensil, simbol Tanjungpinang pernah meraih predikat bebas butahuruf. Semoga terus maju dalam pendidikan. ... Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah memang layak dikunjungi terlepas dari satu-dua kerancuan maupun typo pada label museum seperti 'Menjelang berdirinya Kerajaan Riau 1772...' Tapi justru darinya timbul pertanyaan tentang siapakah Riau sebelum berdirinya Kerajaan Melayu pertama pada tahun 1722. Semoga suatu ketika kita juga akan menemukan kisahnya di museum karena sejarah kepulauan ini masih panjang di belakang. Tanggal Terbit 25-04-2010
Riyad Stone - Monday, 20 Feb 2023 0353 WIB Kirim Reviewmu Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Harga Tiket, Foto, Lokasi, Fasilitas dan Spot Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah menjadi salah satu objek wisata yang patut dikunjungi. Apalagi sebentar lagi sudah masuk liburan panjang yang pastinya sangat membutuhkan referensi terkait tempat wisata yang harus dikunjungi demi menghabiskan waktu libur bersama keluarga tercinta, yang sebelumnya masih sibuk dengan urusan masing-masing Objek wisata ini bertempat di Kepulauan Riau yaitu Tanjung Pinang. Untuk Anda yang benar-benar ingin berkunjung maka berikut alamat lengkapnya. Berada di Jalan Ketapang nomor 2, Kemboja, Kota Tanjung Pinang. Kepulauan Riau selain terkenal dengan banyaknya wisata alamnya, namun juga wisata bersejarah berbau budaya seperti museum yang dibahas kali ini. Untuk Anda yang penasaran dengan apa yang ditampilkan dalam museum ini, sebenarnya museum ini mengoleksi benda-benda dan semacamnya dari sudut seni serta berbagai aneka ragam budaya yang dimiliki Tanjung Pinang. Bahkan untuk keramik pun dipamerkan dalam museum ini. Keramik tersebut didapatkan dari wilayah Tanjung Pinang dan sekelilingnya. Fasilitas Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Berdasarkan fasilitas pendukung yang dimiliki oleh museum ini seperti tempat wisata budaya pada umumnya, maka ada toilet alias kamar mandi umum, mungkin tersedia banyak tempat makan di area museum jika ternyata Anda merasa lapar dan haus sehabis berkeliling Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Sejarah Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Untuk awal berdirinya museum ini, sebenarnya fungsi awalnya bukan didirikan sebagai museum. Gedung yang sekarang digunakan sebagai museum ini ternyata dulunya adalah sekolah bagi rakyat Indonesia dan kemudian dilanjutkan untuk difungsikan sebagai sekolah dasar. Sejarah tercetak dan melekat di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sebagai awal dari adanya pendidikan di kota Tanjung Pinang itu sendiri. Dengan adanya museum ini, masyarakat setempat pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya sangat diharapkan untuk bisa lebih mencintai dan menghargai nilai luhur yang ada dalam setiap kebudayaan di Kepulauan Riau ini. Hunting foto di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Jangan pernah melewatkan setiap kesempatan berlibur dengan hunting objek-objek yang ada di museum. Hal ini bisa menjadi daya tarik pengunjung dan menambahkan pengunjung yang akan datang ketika foto-foto yang Anda abadikan tersebar di dunia media sosial. Sudah pasti akan sangat mengesankan bisa berbagi kenangan dengan teman-teman lainnya. Jika bisa mungkin rombongan keluarga juga diajak berfoto selfi untuk kenangan di masa mendatang karena sudah mengunjungi museum ini. Dengan diabadikan di kamera inilah nantinya diharapkan museum tetap dalam eksistensinya bahkan terus berkembang dan semakin banyak pengunjung yang datang dan mendapatkan pengalaman berharga setelahnya. Tips Berwisata Ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Anda yang berkeinginan berkunjung ke tempat wisata budaya seperti Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, alangkah baiknya untuk mengikuti tips-tips berwisata berikut ini agar Anda lebih mempersiapkan diri, antara lain Jika Anda ingin hunting foto ketika sampai di objek wisata, maka persiapan yang tak boleh ketinggalan adalah memastikan agar kamera terisi baterai full atau jika perlu gunakan power bank sebagai alat cadangan pencharge handphone Anda. Karena yang dikunjungi adalah tempat wisata sejarah dan kebudayaan, alangkah baiknya jika tidak berusaha jahil dengan menyentuh barang-barang disana, dikhawatirkan terjadi kondisi yang tidak diinginkan seperti pecah, karena barang-barang museum berasal dari masa lampau yang dipamerkan. Baca Juga Monumen Raja Haji Fisabilillah, Monumen untuk Menghormati Jasa Raja Haji Fisabilillah Akses Menuju Wisata Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Jika berdasarkan waktu yang dibutuhkannya ke wisata ini, jarak dari kota Tanjung Pinang sangat dekat hanya 3,3 KM. Maka waktu yang Anda butuhkan hanya memerlukan sekitar 8 menit menuju lokasi objek wisata. Jika demikian adanya, dengan menggunakan sepeda onthel menuju lokasi dari kota Tanjung Pinang lebih baik sekaligus jalan-jalan menikmati Tanjung Pinang. Namun jika cara tersebut tidak Anda inginkan, cobalah menggunakan angkot atau becak karena museum masih dalam lingkup pusat kota jadi banyak akses yang bisa digunakan. Peta Lokasi Jam buka dan Harga Tiket Masuk Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Dikutip dalam berbagai museum yang ada Indonesia, karena pastinya jam buka dan tutupnya museum satu dengan lainnya tak jauh berbeda, jam buka dari museum adalah jam 8 pagi dan akan ditutup menjelang sore sekitar jam 3 sampai 5 sore. Untuk tarif masuk sendiri, sebenarnya cukup terjangkau bahkan murah dengan tarif per orang dewasa sebesar Rp 5000,- dan anak sebesar Rp 2000, diatas hanya untuk perorangan, jadi jika rombongan mungkin bisa dikenakan tarif yang lebih murah. Demikian informasi mengenai Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi salah satu alternatif objek wisata bersejarah yang dikunjungi di masa liburan panjang kali ini. Galeri Foto Museum Sultan Sulaiman Badrul AlamsyahPameran di Museum Sultan Sulaiman Badrul AlamsyahSuasana di Dalam MuseumPotret Kitab Pengetahuan Bahasa di Dalam MuseumPotret Meriam EropaTeko dan Gelas KunoPotret Mata Uang Kuno di Dalam Museum Editor Riyad Stone TAGS Museum Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Kepulauan Riau Terbaru Artikel Terkait